Fasciolosis (Cacing Hati)
Deskripsi
  • Fasciolosis adalah penyakit kecacingan yang disebabkan oleh parasit cacing trematoda Fasciola gigantica dan Fasciola hepatica.
  • Penyakit ini dapat menular ke manusia (zoonosis).
  • Dalam tubuh sapi, cacing akan bertelur kemudian telur dikeluarkan melalui kotoran, lalu telur menetas menjadi larva dan masuk kedalam tubuh siput. Larva keluar dari siput lalu membungkus diri menjadi kista dan menempel pada rumput, apabila dimakan oleh sapi maka sapi dapat terinfeksi Fasciolosis.

 

 

 

Bentuk Fasciolla hepatica

 

Fasciola hepatica yang diambil dari hati sapi

 

Kondisi hati sapi yang rusak akibat infeksi cacing hati

 

Cacing hati yang ditemukan pada hati sapi

Gejala Penyakit
  • Diare
  • Penurunan bobot badan dan produksi susu
  • Gangguan pertumbuhan
  • Pada kasus kronis (lama) tampak benjolan di rahang bawah
  • Pada kasus yang parah selaput lendir pucat (anemia) dan tampak kuning, perut membesar, lemah, lesu, pernafasan cepat, hingga dapat menyebabkan kematian. 

 

Sistem Reproduksi Cacing Hati

Anatomi cacing hati

Penyebaran
  • Penularan dapat terjadi apabila hewan memakan rumput atau air yang terkontaminasi metaserkaria cacing.

 

Siklus Hidup Cacing Hati

 

Siklus hidup cacing hati.

Sumber : State University

 

  • Telur dikeluarkan dari feses sapi. Bila menemukan habitat basah, telur menetas dan menjadi larva bersilia, yang disebut Mirasidium.
  • Mirasidium masuk ke dalam tubuh siput Lymnea dan akan tumbuh menghasilkan Sporokista.
  • Sporokista akan menghasilkan Redia
  • Redia membentuk serkaria lalu serkaria meninggalkan tubuh siput menempel pada rumput  (padi) dan berubah menjadi metaserkaria.
  • Metaserkasria termakan oleh sapi bersama dengan rumput atau jerami padi, kemudian berkembang menjadi cacing muda yang selanjutnya bermigrasi ke saluran empedu pada hati sapi.  
  • Sapi tertular penyakit cacing hati.
  • Cacing hati menghasilkan telur dan kembali dikeluarkan melalui feses. Demikian terus menjadi siklus yang berulang-ulang jika tidak diobati.

Siklus hidup cacing fasciola spp (cacing hati)

 

Telur cacing hati pada feses sapi

 

Morfologi telur cacing hati pada pemeriksaan secara mikroskop

 

Bentukan mirasidum setelah menetas dari telur cacing hati

 

Proses masuknya mirasidium ke tubuh siput lymnea 

 

Gambar cara masuknya mirasidium ke dalam tubuh siput lymnea

 

Bentukan Redia

 

Bentukan serkaria

 

Metaserkaria yang infektif (mampu menginfeksi ternak) jika termakan bersama jerami atau rumput

 

Siput Lymnea yang berperan dalam proses siklus hidup cacing hati

 

Biasaya siput banyak dijumpai pada bak air minum dikandang

Pengobatan
  • Albendazole 10 mg/Kg.

  • Nitroxinil dengan dosis 10 mg/kg pada infestasi setelah 6 minggu. Pengobatan diulang pada 8 - 12 minggu setelah pengobatan pertama.

  • Rafoxanide dengan dosis 10 - 15 mg/kg untuk sapi. Obat ini efektif untuk membunuh cacing trematoda dan nematoda, baik cacing muda maupun dewasa.

 

Pemeriksaan Cacing hati pada sapi

 

Sebelum dikonsumsi, sebaiknya dilakukan pemeriksaan cacing pada hati sapi yang telah dipotong

Sumber : Drh. Artha Guntur

 

Kondisi hati yang terinfeksi cacing. Terlihat cacing yang ditemukan pada hati sapi.

Sumber : Drh. Artha Guntur

 

Tampak morfologi cacing hati yang ditemukan pada hati sapi.

Sumber : Drh. Artha Guntur

 

Tampak jelas bentukan cacing hati.

Sumber : Drh. Artha Gutur

Pencegahan
  • Menghindari pemberian pakan jerami yang berasal dari sawah dekat dari kandang.

  • Hijauan dianginkan atau dikeringkan dulu.

  • Menghindari pada penggembalaan atau hijauan dari kontaminasi siput.

  • Mengontrol siput (Lymnea rubiginosa)

  • Pemberian obat cacing setiap 6 bulan sekali.

 

 

Jerami padi menjadi faktor resiko tertularnya penyakit cacing hati pada ternak

Sumber : April H Wardhana

 

Sebaiknya stok jerami padi diolah (diberi perlakuan) dulu sehingga mengurangi resiko tertularnya penyakit cacing hati

Sumber : April  H  Wardhana